TANGERANG – Romo Letkol Laut (Purn) Stanislaus Sutopanitro, Pr, dimakamkan secara militer di Pemakaman Para Romo, Selapajang Jaya, Tangerang, Minggu (21/4). Prosesi pemakaman berlangsung penuh khidmat sebagai penghormatan atas jasa dan pengabdiannya di TNI Angkatan Laut.
Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum dilepas dalam misa arwah di Gereja St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu, jenazah secara resmi diserahkan kepada negara untuk mendapatkan pemakaman militer. Bunyi lonceng gereja bertalu-talu mengiringi suasana haru pelepasan.
Jenazah diberangkatkan menuju lokasi pemakaman dengan pengawalan ketat dari Polisi Militer Angkatan Laut. Iring-iringan kendaraan bergerak perlahan membawa sang romo menuju tempat peristirahatan terakhir di Tangerang.
Setibanya di lokasi, prosesi dilanjutkan dengan ibadat singkat sebelum dimulainya upacara militer. Suasana makin khidmat saat upacara kehormatan dilakukan sebagai bagian dari tradisi militer bagi prajurit yang meninggal dunia.
Jenazah diturunkan ke liang lahat diiringi tembakan salvo dan tiupan terompet sangkakala. Bendera Merah Putih yang menutupi peti jenazah dipegang di keempat sisinya oleh empat perwira TNI: Romo Kolonel Yos Bintoro, Kolonel Daniel Nainggolan, Kolonel J.V. Tethool, dan Letkol Laut Ferdy Manase.
Letkol Laut (Kes) Tofan bertindak sebagai inspektur upacara dalam pemakaman militer tersebut. Seluruh rangkaian upacara berjalan tertib, mencerminkan penghormatan tinggi kepada almarhum sebagai prajurit sejati dan pemuka agama.
Kadisbintal TNI AL, Brigjen TNI Marinir Sandy Muchjidin Latief turut hadir dan menyampaikan belasungkawa mewakili institusi. Ia menegaskan bahwa upacara militer ini merupakan bentuk penghormatan negara atas jasa almarhum selama bertugas.
“Romo Letkol Sutopanitro adalah sosok perwira tangguh yang pernah berdinas di Sub Dinas Rohani Katolik, Dinas Pembinaan Mental TNI AL. Pengabdiannya sebagai rohaniwan sekaligus prajurit adalah warisan yang patut dikenang,” ujar Brigjen Sandy.