Sampang _ Ratusan warga desa Temoran, Kecamatan Omben Kabupaten Sampang ngeluruk kantor sekretariat Penitia Pemungutan Suara (PPS) setempat.
Kedatangan mereka, guna mempertanyakan Formulir C6 yang mana hingga saat ini, H-1 Pilkada serentak di Sampang akan digelar, namun ratusan warga desa temoran belum juga mendapat haknya.
Meski diketahui bersama Model C6 merupakan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara kepada Pemilih dalam Pemilu, dan bisa digantikan e-KTP saat akan memungut suara atau mencoblos, masyarakat tetap menghawatirkan tidak bisa mencoblos dan hal-hal yang tidak diinginkan bersama, seperti kecurangan dan sebagainya.
Sementara Penjabat (PJ). Kades Temoran Moh. Nadjib mengaku kaget adanya warganya yang ngeluruk tersebut.
Nadjib menjelaskan, sesuai Daftar pemilih tetap yang ada, tercatat sebanyak 3.150 pemilih, yang tersebar di 6 TPS. Yaitu Desa Temoran terdiri 4 dusun, antaranya dusun daya, dusun Dhiya'an, dusun tengah, dusun cometteyan,
Pantauan Surabayaonline.co, Kantor Sekretariat PPS terlihat sepi tidak ada petugas yang berjaga, namun karena kantornya satu halaman dengan rumah PJ. Kades, spontan mengganggu keluarga PJ. Kades temoran.
Akibatnya, Istri PJ. Kades Nadjib sempat cekcok adu mulut dengan ratusan warga yang ngeluruk, bahkan terlihat teriak histeris, dan hampir terjadi anarkis saling pukul.
Beruntung, tidak lama kejadian, puluhan personil kepolisian dan Brimob hadir mengamankan situasi.
Terpisah, Mukhlis selaku koordinator aksi warga desa mengaku dan membenarkan, alasan pihaknya ngeluruk Kantor Sekretariat PPS, karena ratusan warga dari empat (4) dusun di desa Temoran belum menerima formulir C6.
Menurutnya, secara tekhnis aturan PKPU No.17 tahun 2024, formulir C6 selambat-lambatnya selesai diberikan ke warga tiga (3) hari menjelang Pilkada atau Pemungutan Suara.
Adapun tokoh masyarakat yang hadir, antaranya Mukhlis, H. Sulaiman, H. Usman, Noerhasan, H. Wahed dan Masfur.(Red)